Senin, 26 Maret 2012

Elemantary School ( 2000-2006 ) SD Negeri 2 Lhokseumawe


Sampailah kami dikota Lhokseumawe. Menempati rumah dinas yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan rumah sewaan diMedan. Rumah dinas yang kami tempati saat itu terletak di Jalan Merdeka Lorong Bahari Komplek Pelabuhan Mongeudong No.4, rumah ini dari kantor PT. Persero Pelabuhan Indonesia 1 kota Lhokseumawe tempat ayah bekerja. Kantor itu terletak didaerah Krueng-geukueh yang pastinya sedikit jauh dari rumah kami.
Hari pertama aku masuk sekolah, anak-anak dikota ini sedikit heran dengan cara aku berbicara, logat Medan yang khas dengan kata ‘kau’ membuat mereka diam, mereka pikir aku berbicara kasar, tapi karena aku seorang pendiam jadi tidak terlalu dekat dan banyak bicara sama mereka. Masa-masa di SD juga tidak terlalu berkesan, mungkin sedikit berkesan waktu aku duduk dibangku kelas VI SD, diakhir masa SD aku dan beberapa temanku sering bermain sepeda bersama. Nama temanku itu Muhammad Kairulreza (Reza) dan Fachrul Rozi (Ozi). Reza sekarang kuliah Di IT Surabaya, masa SMA-nya Cuma dua tahun diModal Bangsa, sedangkan Ozi sama seperti aku, masih meggali ilmu diSMKN 1 Lhokseumawe. Aku dan Reza anggota drumband, kami bergabung dengan komunitas drumband SDN 2 sejak kelas IV SD, dari kelas IV sampai kelas V aku dan Reza memainkan alat musik pianika dan dikelas VI aku memegang alat senar, sedangkan Reza trio. Drumband sekolah kami selalu mendapat pringkat terbaik 3 besar selam 3 tahun berturut-turut, selain skil bermain kami bagus, juga tema kostum yang kami gunakan menarik perhatian audience, karena bertemakan Inggris mix Indonesia :D.
            Begitulah masa SDku, tak begitu berkesan namun menjadi pelajaran tersendiri. Balik saat duduk di Bangku SD kelas IV, ini mengenai Tsunami, mungkin waktu itu adalah hari – hari terakhir sebelum ujian kenaikan kelas. Minggu, 26 Desember 2004, gempa terjadi pada waktu 7:58:53
WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° E: 3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Begitulah kurang lebih gambaran mengenai tsunami. Lhokseumawe salah satu kota kecil yang diterjang tsunami, eh... tapi bukan tsunami sebesar yang terjadi di Banda Aceh, air lautnya naik hampir seperti banjir besar, tapi nggak ada korban jiwa dikota ini. Karna nggak parah, jadi aku biasa aja nanggapi bencana itu, hanya trauma saat gempa. Nah, keesokan harinya datanglah kabar – kabar yang buat keluaga aku jadi ketakutan, saat itu telepon ngga bisa dipergunakan alias jaringan teleponnya kosong, mau nelpon kakak aku yang lagi sekolah di Banda Aceh ngga bisa, jadi kami tau informasinya melalui media baca sama TV. H+2 setelah tsunami, sepulang sekolah aku ngeliat Ibu uda berbaring lemas sambil nangis dipinggir pintu, ditambah tetangga pada datang, jelas aku bingung. Selidik-selidik, ternyata kakakku hilang karena tsunami.
Akhirnya hari itu juga ayah pulang kerja lebih cepat dan keesokan harinya ayah on the road ke Banda Aceh, ehh... masalahnya nambah ni, ayah jadi susah dihubungi. Jelas, hati Ibu jadi makin risau, akhirnya, aku sekeluarga sama adik ayah on the road ke Banda Aceh juga. Alhamdulillah kami masih bisa bertemu sama ayah dirumah salah seorang family-nya ayah. Setelah beberapa hari hingga diperbolehkan masyarakat masuk kawasan Banda Aceh, aku dan keluarga akhirnya mengunjungi pusat kota Banda Aceh yang masih terlihat mayat-mayat terdampar. Sedih, itulah kata yang mewakili perasaanku yang lain, betapa tidak, kadang salah satu dari mereka adalah kakakku. Tapi waktu itu dalam pikiranku kakakku belum meninggal, tapi terdampar, ternyata sekian lama menunggu, dia ngga juga kembali dan nama dia tidak termasuk kedalam korban yang selamat. Ya... yang bisa aku lakukan hanya berserah diri kepada Tuhan, Dialah yang maha kuasa dan maha mengetahui.
Hari demi hari kami lalui, semua kegiatan kembali berjalan normal. Namun tetap saja, kepergian kakak masi belum bisa dilupakan, kami juga sesekali mengadakan doa bersama untuk kakak, tapi hingga detik ini aku kan terus mendokan kakakku, agar iya selamat iman dan diterima disisi yang Maha Esa J. Well, langsung aja, masa SD bakal berakhir, dan ya ... ga sabar pengen make baju puti biru dengan dasi yang waktu itu rasanya kalo make baju gituan uda dewasa, lol :D. Dan ... alhamdulillah, semua siswa/i SD Negeri 2 Lhokseumawe lulus 100%, and we’re ready to go to SMP zone ;D  hhe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar